Sering Dengar Tangga Nada Mayor? Ini Rumus & Contoh Lagunya!

by Brandon Bryant On August 2, 2025

9 min read

Tangga nada mayor merupakan salah satu konsep fundamental dalam teori musik yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.

Dari lagu anak-anak yang ceria hingga lagu perjuangan yang menginspirasi, tangga nada ini menjadi dasar dari berbagai komposisi musik yang memberikan kesan riang dan bersemangat.

Ilustrasi piano dengan tuts yang menyoroti tangga nada mayor dan not musik yang melayang di atasnya.

Tangga nada mayor adalah susunan nada diatonis dengan interval 1-1-½-1-1-1-½ yang terdiri dari delapan notasi, yaitu Do Re Mi Fa Sol La Si Do’.

Karakteristik unik ini menciptakan melodi yang terdengar gembira dan energik, berbeda dengan tangga nada minor yang cenderung melankolis.

Memahami rumus dan penerapan tangga nada mayor akan membantu seseorang mengenali pola musik yang sering digunakan dalam berbagai genre.

Artikel ini akan mengulas pengertian mendalam, ciri-ciri khusus, cara menghitung interval nada, serta contoh-contoh lagu populer yang menggunakan tangga nada mayor sebagai dasar komposisinya.

Apa Itu Tangga Nada Mayor?

Ilustrasi piano dengan not musik berwarna-warni di atasnya dan garis lagu yang menunjukkan tangga nada mayor.

Tangga nada mayor merupakan sistem tujuh nada yang tersusun berdasarkan pola interval spesifik dan memberikan karakter musik yang ceria serta cerah.

Struktur ini menggunakan rumus interval 1-1-½-1-1-1-½ yang menciptakan susunan nada Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do.

Pengertian dan Sejarah Tangga Nada Mayor

Tangga nada mayor adalah susunan tujuh nada dalam sistem musik diatonis yang mengikuti pola interval tertentu.

Sistem ini berkembang dari tradisi musik Eropa pada masa Renaissance dan Barok.

Karakteristik utama tangga nada mayor:

  • Terdiri dari tujuh nada berbeda
  • Memiliki interval spesifik antara setiap nada
  • Memberikan kesan ceria dan positif
  • Menjadi dasar musik populer dan klasik

Nama “mayor” berasal dari kata Latin “major” yang berarti “besar”.

Istilah ini merujuk pada interval ketiga mayor yang memberikan karakter cerah pada tangga nada.

Dalam sejarahnya, tangga nada mayor menjadi standar musik Barat sejak abad ke-17.

Komposer seperti Bach dan Mozart menggunakan sistem ini secara ekstensif dalam karya mereka.

Susunan Nada dan Interval pada Tangga Nada Mayor

Tangga nada mayor menggunakan rumus interval 1-1-½-1-1-1-½ atau dalam notasi musik W-W-H-W-W-W-H (W=Whole tone, H=Half tone).

Susunan nada dalam tangga nada C mayor:

Posisi Nada Interval dari nada sebelumnya
1 Do (C)
2 Re (D) 1 nada
3 Mi (E) 1 nada
4 Fa (F) ½ nada
5 Sol (G) 1 nada
6 La (A) 1 nada
7 Si (B) 1 nada
8 Do (C) ½ nada

Posisi ½ nada terjadi antara Mi-Fa dan Si-Do.

Pola ini konsisten untuk semua tangga nada mayor, hanya berbeda pada nada dasarnya.

Fungsi Tangga Nada Mayor dalam Musik

Tangga nada mayor berfungsi sebagai fondasi harmoni dan melodi dalam musik.

Sistem ini memungkinkan musisi menciptakan progesi akor yang harmonis dan melodi yang mudah diingat.

Kegunaan praktis tangga nada mayor:

  • Komposisi lagu – Memberikan kerangka untuk menulis melodi
  • Improvisasi – Memandu musisi dalam bermain spontan
  • Harmonisasi – Menciptakan akor pengiring yang sesuai
  • Modulasi – Berpindah dari satu kunci ke kunci lainnya

Dalam musik populer, mayoritas lagu menggunakan tangga nada mayor karena sifatnya yang mudah diterima telinga.

Genre seperti pop, rock, dan folk mengandalkan struktur ini.

Musisi klasik juga menggunakan tangga nada mayor sebagai basis karya mereka.

Sonata, simfoni, dan konserto sering dimulai dan diakhiri dalam kunci mayor untuk memberikan resolusi yang memuaskan.

Ciri-Ciri Khas Tangga Nada Mayor

Ilustrasi papan piano dengan tangga nada mayor yang ditandai, dan notasi musik tangga nada mayor di atasnya dengan latar belakang netral.

Tangga nada mayor memiliki tiga karakteristik utama yang membuatnya mudah dikenali: nuansa emosional yang cerah dan gembira, pola interval yang spesifik dengan susunan 1-1-½-1-1-1-½, serta tanda-tanda khusus dalam lagu yang menggunakannya.

Karakteristik Emosi dan Nuansa

Tangga nada mayor menghasilkan melodi yang riang dan gembira.

Karakteristik ini menjadikannya pilihan utama untuk lagu-lagu yang ingin menyampaikan perasaan positif.

Suara yang dihasilkan tangga nada mayor cenderung:

  • Cerah dan optimis
  • Memberikan kesan kuat dan menginspirasi
  • Menciptakan perasaan senang dan bahagia

Karakter emosional ini membuat tangga nada mayor banyak diterapkan dalam berbagai jenis musik.

Lagu perjuangan, lagu daerah, dan lagu anak sering menggunakan tangga nada ini sebagai dasar instrumen.

Genre musik seperti pop, klasik, dan jazz juga memanfaatkan nuansa cerah tangga nada mayor.

Komposer memilih tangga nada ini ketika ingin menciptakan suasana yang membangkitkan semangat atau memberikan efek emosional yang positif kepada pendengar.

Peran Pola Interval dalam Ciri Tangga Nada Mayor

Pola interval tangga nada mayor mengikuti rumus 1-1-½-1-1-1-½ (ton-ton-semitone-ton-ton-ton-semitone).

Susunan interval ini konsisten pada semua kunci mayor dan menjadi ciri khas yang paling mendasar.

Struktur interval tangga nada mayor:

Posisi Nada Interval dari Nada Sebelumnya
Nada 1-2 1 ton penuh
Nada 2-3 1 ton penuh
Nada 3-4 ½ ton (semitone)
Nada 4-5 1 ton penuh
Nada 5-6 1 ton penuh
Nada 6-7 1 ton penuh
Nada 7-8 ½ ton (semitone)

Pola ini menciptakan stabilitas harmoni yang khas.

Interval semitone pada posisi ketiga-keempat dan ketujuh-kedelapan memberikan resolusi yang kuat, terutama pada pergerakan nada ketujuh menuju nada pertama.

Tanda Lagu yang Menggunakan Tangga Nada Mayor

Lagu dengan tangga nada mayor memiliki beberapa tanda yang mudah diidentifikasi.

Melodi utama biasanya terdengar stabil dan memberikan rasa “pulang” ketika kembali ke nada dasar.

Tanda-tanda umum dalam lagu bertangga nada mayor:

  • Akor pembuka dan penutup memberikan kesan tegas
  • Transisi antar nada terasa halus dan natural
  • Harmoni terdengar jelas dan mudah diikuti

Contoh lagu populer yang menggunakan tangga nada mayor sangat banyak ditemukan.

Lagu-lagu ini biasanya mudah dinyanyikan dan diingat karena struktur melodinya yang stabil.

Pendengar dapat melatih telinga untuk mengenali tangga nada mayor dengan memperhatikan karakteristik suara yang cerah.

Praktik mendengarkan berbagai lagu akan membantu mengidentifikasi pola interval dan nuansa emosional yang khas dari tangga nada mayor.

Rumus Tangga Nada Mayor dan Cara Menghitungnya

Tangga nada mayor menggunakan pola interval spesifik 1-1-½-1-1-1-½ yang menciptakan karakteristik suara cerah dan gembira.

Pemahaman rumus ini memungkinkan musisi membuat tangga nada mayor dalam berbagai kunci dengan tepat.

Rumus Interval Tangga Nada Mayor

Tangga nada mayor memiliki rumus interval yang konsisten: 1-1-½-1-1-1-½.

Angka 1 menunjukkan jarak satu nada penuh, sedangkan ½ menunjukkan setengah nada.

Interval ini berlaku untuk semua tangga nada mayor tanpa terkecuali.

Jarak antara nada Do-Re adalah 1, Re-Mi adalah 1, Mi-Fa adalah ½, Fa-Sol adalah 1, Sol-La adalah 1, La-Si adalah 1, dan Si-Do adalah ½.

Pola interval ini menciptakan titik ketegangan pada nada ke-4 (Fa) dan nada ke-7 (Si).

Kedua nada ini memiliki kecenderungan untuk bergerak ke nada berikutnya, menciptakan karakteristik melodi yang dinamis.

Langkah-langkah Membuat Tangga Nada Mayor

Proses pembuatan tangga nada mayor dimulai dengan menentukan nada dasar atau tonika. Nada ini akan menjadi Do dalam sistem solmisasi.

Langkah 1: Tentukan nada dasar (misalnya C untuk C mayor).

Langkah 2: Terapkan rumus interval 1-1-½-1-1-1-½ dari nada dasar.

Langkah 3: Hitung setiap nada menggunakan interval yang tepat.

Untuk C mayor: C (Do) + 1 nada = D (Re). D + 1 nada = E (Mi).

E + ½ nada = F (Fa), dan seterusnya. Proses ini menghasilkan urutan C-D-E-F-G-A-B-C.

Gunakan not-not kromatis (dengan tanda # atau b) ketika diperlukan untuk mempertahankan pola interval yang benar.

Contoh Tangga Nada Mayor dalam Berbagai Kunci

C Mayor: C – D – E – F – G – A – B – C

G Mayor: G – A – B – C – D – E – F# – G

D Mayor: D – E – F# – G – A – B – C# – D

G mayor menggunakan satu tanda kres (F#). D mayor menggunakan dua tanda kres (F# dan C#).

F Mayor: F – G – A – Bb – C – D – E – F

Bb Mayor: Bb – C – D – Eb – F – G – A – Bb

F mayor memiliki satu mol (Bb). Bb mayor memiliki dua mol (Bb dan Eb).

Contoh Lagu dan Perbandingan dengan Tangga Nada Minor

Tangga nada mayor banyak digunakan dalam lagu daerah, anak-anak, dan lagu populer dunia karena memberikan kesan ceria dan bersemangat.

Perbedaan karakteristik antara tangga nada mayor dan minor sangat mencolok dalam hal interval dan suasana yang dihasilkan.

Contoh Lagu Daerah dan Anak-anak Bernada Mayor

Lagu daerah Indonesia banyak menggunakan tangga nada mayor untuk menciptakan suasana riang dan menggembirakan.

“Halo-Halo Bandung” adalah contoh klasik lagu daerah dengan tangga nada mayor yang memberikan kesan semangat dan penuh energi.

Lagu anak-anak juga dominan menggunakan tangga nada mayor.

“Pelangi-Pelangi” dan “Burung Kakak Tua” menggunakan tangga nada mayor dengan interval 1-1-½-1-1-1-½.

Karakteristik lagu mayor tampak jelas dalam melodi yang diawali dan diakhiri dengan nada Do.

Nada-nada ini tersusun dalam urutan Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, Si, Do’ yang menciptakan harmoni cerah.

Lagu perjuangan seperti “Maju Tak Gentar” dan “Garuda Pancasila” menggunakan tangga nada mayor untuk membangkitkan semangat nasionalisme.

Interval mayor memberikan kesan kuat dan menggebu-gebu yang sesuai dengan tema patriotisme.

Contoh Lagu Populer Dunia dalam Tangga Nada Mayor

Musik populer dunia menggunakan tangga nada mayor dalam berbagai genre.

Lagu-lagu pop, rock, dan country sering mengadopsi tangga nada mayor untuk menciptakan melodi yang mudah diingat dan berenergi tinggi.

Tangga nada C mayor adalah yang paling umum digunakan karena tidak memiliki tanda kres (#) atau mol (b).

Susunan notasinya adalah C, D, E, F, G, A, B, C’ yang mengikuti pola interval mayor.

Lagu dalam tangga nada G mayor menggunakan susunan G, A, B, C, D, E, F#, G’.

Tanda kres pada F# mempertahankan pola interval 1-1-½-1-1-1-½ yang khas tangga nada mayor.

Perbedaan Tangga Nada Mayor dan Minor

Perbedaan tangga nada mayor dan minor terletak pada pola interval dan karakteristik melodi yang dihasilkan.

Tangga nada mayor memiliki interval 1-1-½-1-1-1-½, sedangkan tangga nada minor menggunakan interval 1-½-1-1-½-1-1.

Tangga nada mayor diawali dengan nada Do (1), sementara tangga nada minor dimulai dari nada La (6).

Perbedaan titik awal ini menciptakan warna musik yang berbeda secara signifikan.

Aspek Tangga Nada Mayor Tangga Nada Minor
Interval 1-1-½-1-1-1-½ 1-½-1-1-½-1-1
Nada Awal Do (1) La (6)
Karakteristik Ceria, semangat Melankolis, sedih
Contoh Lagu Halo-Halo Bandung Mengheningkan Cipta

Karakteristik emosional kedua tangga nada sangat berbeda.

Mayor memberikan kesan gembira, cerah, dan bersemangat, sedangkan minor menciptakan suasana melankolis, lembut, dan sedih.

Contoh lagu bertangga nada minor adalah “Mengheningkan Cipta”, “Indonesia Pusaka”, dan “Hymne Guru”.

Lagu-lagu ini menggunakan tangga nada minor untuk menciptakan suasana khidmat dan penuh penghayatan.

Related Posts

August

10

2025

Musik memiliki berbagai elemen yang bekerja bersama menciptakan harmoni dan struktur yang memikat telinga. Salah satu elemen fundamental ini adalah ritme, yang sering kali menjadi fondasi dari setiap komposisi musik....

August

4

2025

Kendang atau gendang merupakan salah satu instrumen musik tradisional Indonesia yang telah mengakar dalam budaya Nusantara sejak abad ke-9 Masehi. Alat musik perkusi berkepala dua ini bukan sekadar pengiring dalam...

August

4

2025

Gamelan Jawa merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah bertahan selama berabad-abad dan terus hidup dalam masyarakat modern. Ensemble musik tradisional ini terdiri dari berbagai alat musik seperti gong,...